Bogor Leisure Project #1
Saya menghampiri ketiga ibu yang sedang duduk dan bersiap untuk memesan makan yang tersedia di salah satu restoran di Bogor, Mie Bandung. Saya mewawancarai salah satu ibu (pada kanan foto), namanya Ibu Lala. Beliau adalah orang Banten dan telah lama tinggal di Bogor yaitu sekitar 25 tahun tepatnya saat beliau masih SMA. Saat saya mewawancarai, Ibu Lala ditemani oleh seorang temannya (pada kiri foto) sedangkan seorang lagi (pada tengah foto) diwawancari oleh teman saya. Beberapa kali pertanyaan yang saya ajukan juga dilengkapi oleh jawaban temannya.
Ibu Lala mengatakan bahwa ia lebih sering jalan ke daerah diluar Bogor seperti ke Jakarta dan Bandung. Perjalanan ditemani oleh keluarga pada hari libur sedangkan jalan di hari biasa dilakukan bersama teman untuk acara arisan. Bagi Ibu Lala, leisure time-nya adalah saat melakukan aktivitas bersama keluarga.
Kebun Raya Bogor menjadi salah satu tempat wisata yang direkomendasikan oleh Ibu Lala. Ia sering berkunjung dikarena tempatnya yang bagus sehingga dapat menjadi latar belakang yang indah saat foto. Namun kritik mengenai wisata kuliner di Bogor mulai diucapkan saat saya bertanya mengenai kekurangan kota Bogor. “Kebun Raya susah parkir dan dimana-mana macet” itulah kritik Ibu Lala mengenai kota Bogor. Kemacetan di Bogor membuat Ibu Lala tidak nyaman untuk berkunjung ke tempat wisata.
Kebersihan yang menjadi salah satu faktor penting untuk menarik wisatawan . Di Bogor sendiri, Ibu Lala menilai bahwa Bogor masih belum memiliki standar kebersihan yang baik namun apabila dilihat perubahan kebersihan kota Bogor saat 25 tahun yang lalu dengan sekarang, Bogor telah cukup mengalami perubahan.
0 komentar