­
Welcome to our website !

MANMAN : Manga Mania

Manga Mania : Tutorial Origami dan Review komik

Ibu Yanti Berlin - owner Martabak Fatmawati
Ibu Yanti Berlin atau akrab dipanggil Ibu Yanti merupakan owner dari Martabak Fatmawati. Usaha ini merupakan usaha keluarga dari suami ibu Yanti. Martabak Fatmawati awalnya dimulai oleh suami Ibu Yanti sebelum menikah dengannya pada tahun 1980-an di Jakarta lalu berpindah ke Bogor pada tahun 1990-an. Kemudian pada tahun 2003, Martabak Fatmawati berpindah lokasi di Jalan Siliwangi nomor 160, Bogor. Menurut Ibu Yanti, lokasi Martabak Fatmawati kurang strategis dibandingkan dahulu dikarenakan dulu jalan Siliwangi merupakan jalan protokol sehingga ramai dan banyak orang luar Bogor yang lewat, namun saat ini jalan Siliwangi dijalakan jalan one-way sehingga saat siang hari jalanan ramai namun saat malam sepi.


Martabak Fatmawati menawarkan 2 jenis martabak yaitu martabak manis dan martabak teloR. Martabak manis juga disajikan dala 2 ukuran yaitu ukuran unyil (4 potong) dan ukuran standar (besar). Harga untuk martabak ukuran unyil dimulai dari Rp. 18.000,- dan untuk ukuran standar dimulai dari Rp. 45.000,- sampai Rp. 85.000,-. Harga yang ditawarkan oleh Martabak Fatmawati sudah dapat dijangkau oleh customernya yantu kelas menengah (B).

Martabak Fatmawati tidak pernah melakukan promosi. Menurut Ibu Yanti, promosi dicarikan oleh pihak lain seperti beberapa media televisi yang menawarkan untuk diliput serta mendapatkan tawaran bazaar.   

Bapak Ignatius Paulus Faris - owner Yunsin Sahabat Resto
Bapak Ignatius Paulus Faris merupakan owner dari Yunsin Sahabat Resto. Restoran ini telah berdiri pada tahun 1952 dan merupakan usaha turun temurun. Yunsin menjadi salah satu restoran spesialis mie sejak tahun 1958. Pada awalnya Yunsin menyediakan makanan chinese food seperti mie goreng, nasi goreng dan sebagainya, namun saat ini Yunsin telah fokus dalam penyajian mie-nya. Nama "Yunsin" berasal dari bahasa mandarin yang berarti selalu baru sehingga dari dahulu Yunsin terlah melakukan beberapa perubahan yang baru dari suasana, menu masakan dan ke-fresh-an makanannya.

Jam operasional Yunsin yaitu pada pukul 08.30 sampai 19.30 setiap hari. Yunsin hanya tutup 1 tahun sekali yaitu 1 minggu setelah hari raya lebaran selama 5 hari. Yunsin berlokasi di Jalan Jendral Sudirman 12, Bogor. 

Saat pertama kali berdiri, Yunsin hanya merupakan warung kecil yang terletak persis disebelah restorannya saat ini, namun dengan usaha yang keras Yusin dapat membeli lahan yang berdiri saat ini. Pada awalnya lokasi Yunsin sangat strategis dikarenakan jalan Jendral Sudirman merupakan jalan utama dan dekat dengan istana namun dengan seiiring dengan berjalannya waktu, rute jalan bertambah menjadikan jalan Padjajaran sebagai jalur utama juga sehingga jalan Jendral Sudirman tidak seramai dulu.



Harga minuman yang ditawarkan Yunsin dimulai dari Rp. 5.000,- sampai Rp. 18.000,-, sedangkan untuk makanan dimulai dari Rp. 25.000,- sampai Rp. 50.000,-. Harga tersebut sudah dapat dijangkau oleh target market Yunsin yaitu golongan kelas atas (A). Customer Yunsin kebanyakan merupakan customer loyal dari generasi ke generasi untuk wilayah Bogor. 


Yunsin telah memiliki 3 cabang yang berpusat di Jalan Jendral Sudirman. Perbedaan Yunsin yang di pusat dengan ke tiga cabangnya adalah ke-HALAL-an makanan yang disajikan. 'Yunsin Sahabat Resto' yang terletk di pusat menyediakan makanan yang non-HALAL namun ke tiga cabangnya dengan nama 'Sahabat Yunsin Resto' menyediakan makanan yang HALAL.

Promosi yang dilakukan oleh pusat dengan cabang Yunsin berbeda. Menurut Bapak Faris, Yunsin pusat tidak pernah melakukan promosi apapun namun ke tiga cabangnya telah melakukan beberapa kali promosi seperti pembelajaan sebesar Rp. 150.000,- akan mendapatkan souvernir dan pengadaan undian. Yunsin pusat telah beberapa kali diliput oleh Radio Elshinta sehingga membantu mendapatkan customer baru yang berasal dari luar Bogor. 

Yunsin juga menemukan beberapa kompetitor utamanya yaitu Bakmi Gajah Mada, Bakmi Aloy, Bakmi Naga dan Bakmi Gaya Tunggal. Dalam menghadapi kompetitornya, Yunsin tetap membuat 'STANDAR', yang dimaksud standar adalah rasa dan porsi yang diberikan ke customer tidak boleh berubah. Meskipun Yunsin telah melakukan beberapa perubahan baru, Yunsin tetap menjaga standar yang ada agar customer tetap loyal kepadanya.


Yunsin memiliki 27 meja dengan kapasitas tiap mejanya 4 orang, sehingga Yunsin dapat menampung sebanyak 108 orang. Pada weekdays, pengunjung Yunsin sebanyak 200 sampai 300 orang namun pada weekend pengunjung Yunsin dapat mencapai 500 sampai 600 pengunjung. Bapak Faris mengatakan bahwa Yunsin ramai pada hari Minggu pukul 11 siang sampai 3 sore. Terlebih saat lebaran hari pertama, Yunsin akan membuka lowongan staff magang untuk membantu melayani pengunjung sehingga staff yang lain tidak kewalahan. 


Bapak Faris berharap dengan menyajikan Restoran Yunsin, customer bisa happy dan satisfy dengan menu yang ada dan makanan yang disajikan dapat habis dimakan customer tanpa sisa, karena menurutnya dengan memakan makanan sampai habis berarti makanan tersebut enak. 


Menurut customer, rasa makanan yang disajikan oleh Yunsin tidak pernah berubah dan Yunsin selalu menyajikan makanan yang enak, namun saran dari customer yaitu meja yang perlu dibersihkan lagi agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.


Bapak Antonius Tony Suhendar - Owner Papa Tong

Bapak Antonius Tony Suhendar yang akrab dipanggil Om Anton merupakan owner dari Papa Tong. Pada logo Papa Tong terdapat gambar capung yang hinggap pada huruf a. Ternyata 'papatong' merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa sunda yang berarti capung. Selain arti capung, Om Anton menggunakan nama tersebut untuk mengenang ayah dari Om Antong sendiri. Usaha es campur ini sebenarnya merupakan usaha lanjutan dari kedua orangtua Om Anton. Pada awalnya Om Anton beserta saudaranya tidak ingin melanjuti usaha ini namun On Anton bercerita bahwa saat ia sedang berkumpul bersama keluarga atau teman-temannya, ia sering membuatkan es campur atau es teler untuk disajikan. Dari sanalah, Om Anton mendapatkan dukungan untuk membuka usaha dibidang tersebut.



Ia baru memulai usahanya ini pada bulan Juli 2015 kemarin. Papa Tong merupakan kedai yang menyediakan makanan dan minuman seperti mie ayam, es campur, es teler, dan sebagainya. Jam operasional Papa Tong mulai pukul 11 siang sampai 8 malam setiap hari.
Papa Tong terletak di Gang Roda 4 nomor 2, RT. 01, RW. 06, Kel. Babakan Pasar, Bogor Tengah. Menurut Om Anton, lokasi yang sekarang ini kurang strategis dibandingkan pinggiran jalan, pusat perbelanjaan dan sekolahan. Untuk itu, Papa Tong melakukan beberapa promosi dengan menyebarkan brosur di pinggir jalan atau menitip brosur di beberapa penjual lain dan memasang spanduk. Selain itu, Om Anton meminta bantuan teman-teman serta saudaranya untuk menyebarkan promosi via BBM.



Harga makanan yang ditawarkan Papa Tong terbilang sangat murah yaitu Rp.10.000,- sampai Rp 14.000,-. Sedangkan untuk minuman seperti es campur, es teler, es sekoteng dan beberpa jenis minuman lain, Papa Tong menawarkan harga mulai dari Rp. 8.000,- sampai Rp. 13.000,-. Harga yang ditawarkan sudah dapat terjangkau oleh konsumen dari Papa Tong.



“Spontanitas dan tidak memiliki arti tertentu karena 
saat meng-dekorasinya hanya mengikuti bayangan saja.”


Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Om Anton saat ditanyakan mengenai bagaimana dan mengapa ia meng-dekorasi tempat usahanya seperti sekarang. Warna hijau yang digunakan sebagai warna cat dinding oleh Om Anton karena ia ingin konsumennya dapat merasakan kesejukan dan nyaman saat berada di dalam kedai Papa Tong dan warna orange dan pink digunakan untuk agar konsumen merasa terang saat didalam ruangan. Konsumen tidak perlu merasa khawatir dikarenakan Papa Tong memiliki tempat yang cukup luas yaitu dengan kapasitas 20 sampai 30 orang.

Konsumen Papa Tong mayoritas orang Bogor yang telah mengenal Papa Tong. Pada weekdays rata-rata terdapat 10 sampai 20 pengunjung setiap harinya, sedangkan saat weekend terdapat 20 sampai 30 pengunjung setiap harinya.

Dalam menghadapi pesaing, Papa Tong terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dari makanan dan minumannya namun tetap dengan harga yang rendah serta memaksimalkan pelayanannya kepada konsumen.

Ekspektasi Om Anton kepada konsumennya adalah kepuasan konsumennya dengan apa yang telah disediakan oleh Papa Tong.

Menurut konsumen, Papa Tong memiliki rasa es campur yang unik yang berbeda dengan es campur lainnya karena Papa Tong menggunakan sirop pada es serutnya. Feedback dari customer Papa Tong  yaitu promosi yang harus ditingkatkan karena lokasi Papa Tong yang kurang strategis.

Bogor Leisure Project #6

Saat Lintang sedang melihat buku disebuah toko buku di Bogor, saya meminta ijin untuk menanyakan beberapa pertanyaan kepadanya. Ia merupakan mahasiswi di salah satu universitas di Bogor namun Lintang sendiri bukan merupakan orang asli Bogor. Ia berpisah dengan

Bogor Leisure Project #5

Ibu Lina adalah seorang guru di Sekolah Regina Pacis. Ia mengajar murid sekolah menengah pertama. Ia merupakan warga Yogyakarta, namun telah tinggal di kota Bogor sejak tahun 2010. Ibu Lina tinggal bersama suami dan anak laki-lakinya yang baru

Bogor Leisure Project #4

Ketika saya menghampiri Alysya, ia terlihat bingung namun tetap membalas sapaan saya dengan senyum. Alysya masih duduk dibanguku SMA kelas 1 dengan usia 15 tahun. Saat saya meminta ijin untuk mewawancarainya, Alysya berkenan dan secara kebetulan ia bersama

Bogor Leisure Project #3

Sebelum saya menghampir Mas Darus, ia sedang duduk sambil bermain gadget di pinggiran Lapangan Sempur. Ia berusia 22 tahun dan merupakan warga asli Bogor. Mas Darus sering mengunjungi beberapa daerah di Bogor seperti Taman Yasmin dan Lapangan Sempur

Diberdayakan oleh Blogger.